Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

kapolresta Malang Kota Bersama Anggota Ikuti Pelatihan Belajar Bahasa Isyarat, Wujud Nyata Polri yang Presisi

Kamis, 25 Mei 2023 | 8:47:00 PM WIB | 0 Views Last Updated 2023-05-25T13:47:41Z


Malang Kota,Harianmataberita
Ada sebanyak 80 anggota Polresta Malang Kota yang bertugas di unit pelayanan mendapatkan pelatihan bahasa isyarat yang juga diikuti Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto (Buher)

Giat ini sejalan dengan visi Presisi yang diusung Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo yang didalamnya menekankan Polri yang memiliki jiwa berkeadilan membuat pelayanan lebih mudah, dan cepat, Rabu (24/05/2023).

Bertempat di gedung di Ballroom Sanika Satyawada Mapolresta Malang Kota. Giat pelatihan ini bertujuan lebih mengoptimalisasikan pelayanan publik khususnya dalam melayani kelompok rentan.

Adapun personel yang terlibat langsung dalam pelayanan publik seperti pada bagian SKCK, SPKT, dan SATPAS serta dihadiri oleh jajaran PJU Polresta Malang Kota.

Dalam keterangannya Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Buher mengatakan, kegiatan ini sejalan dengan visi Presisi yang digongkan bapak Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.

“Kami berharap adanya pelatihan yang berlangsung ini memberikan manfaat dan edukasi untuk seluruh personel Polresta Malang Kota, terutama berhubungan langsung dengan masyarakat,” ujarnya.

Dirinya juga mengucapkan terimakasih kepada tim yang membantu sarana prasarana pelayanan publik yang sebelumnya berfokus secara general namun kali ini kita semua mendapatkan ilmu baru terkait etika pelayanan publik Kepada kelompok rentan,” ungkapnya.

Pelatihan yang digelar Polresta Malang Kota kali ini sangat menarik. Pemateri yang dihadirkan memiliki segudang pengalaman terkait inklusivitas. Pada sesi pertama Dewi Anggraini, S.Ag., dari Yayasan Bhakti Luhur menyampaikan materi terminologi dan etika berinteraksi dengan penyandang disabilitas.

Dalam penyampaiannya Dewi tak hanya menjelaskan terkait etika dan terminologi dalam memberikan pelayanan terhadap kelompok rentan tak terkecuali penyandang disabilitas dari berbagai ragam.

Namun, pada sesi pertama ini juga diberikan roleplay yang melibatkan peserta dari perwakilan pelayanan publik memperagakan bagaimana memberikan pelayanan yang inklusi kepada kelompok rentan.

Pada sesi kedua materi yang diberikan juga tak kalah menarik, karena pada sesi ini fokus kepada Tuli. Sesi ini menghadirkan Fathzefa Samodra A. Md., Jaepry Minaka A. Md., dan diterjemahkan oleh Meilisa Trisetya Arum S. Pd., sebagai Juru Bahasa Isyarat (JBI) yang ketiga pemateri tersebut dari komunitas Akar Tuli Malang. ( Yanto)
×
Berita Terbaru Update