Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Ternyata bukan gereja, warga RW 5 Wiguna Selatan, menolak Pembangunan Gedung TK berlantai 3

Rabu, 12 April 2023 | 6:15:00 PM WIB | 0 Views Last Updated 2023-04-12T11:15:16Z


SURABAYA - Polemik yang menyebar di masyarakat, tentang penolakan tempat ibadah  (Gereja ) oleh warga RW 05, Wiguna Selatan, Surabaya. Tidak benar adanya, apa yang terjadi di lapangan adalah pembangunan fasilitas pendidikan TK, dengan 3 lantai.

Pembangunan tersebut bertujuan, merelokasi sekolah TK yang sudah ada. Dan berencana akan di pindah ke bangunan baru yang 3 lantai.

Meski sudah mengantongi legal hukum Izin Mendirikan Bangunan ( IMB ) gedung 3 lantai, namun dari pihak yayasan Gereja Kristus Tuhan ( GKT ), tidak pernah sama sekali kepengurus RT atau RW untuk permisi mengenai rencana pembangunan gedung baru.

Yang mana kelak dengan keperuntukan gedung TK tersebut  pasti membawa dampak merugikan  bagi penghuni perumahan. Terlebih lagi bangunan tersebut didirikan didalam komplek hunian.

Maka dari itu, dengan melihat kedepan. warga RW 05 Wiguna Selatan sepakat menolak pembangunan gedung 3 lantai tersebut.

Di temui di kediamannya, ketua RT 02 yang akrab dipanggil Iwan menjelaskan perihal polemik ini dan dasar penolakan warga. Menurutnya, sebenarnya bukan ini esensinya, cuma yang tersebar warga menolak pembangunan Gereja.

“Itu bukan Gereja, tapi sekolah. Kebetulan saya warga disini cukup lama, jadi cukup mengetahui perkembangannya,” tutur Iwan kepada HarianMataBerita. Minggu (9/4/2023).

Ia menjelaskan disitu ada sekolah TK masih sewa dibawah naungan Gereja Kristus Tuhan yang mengajukan izin pembangunan sekolah disana dan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) sudah keluar untuk bangunan tiga lantai.

“Warga disini mengetahui itu sekolah, dan pasti komersial,” ungkapnya.

Ia menambahkan TK yang sekarang ada itu cuma satu lantai, sehingga warga merasa ini akan dijadikan sekolah yang murni bisnis. Padahal Iwan mengingatkan peruntukkannya disini untuk perumahan. 

“Jadi warga bertanya-tanya, kenapa harus dibangun 3 lantai, apakah ada maksud lain dalam hal ini bisnis,” sentilnya.

Yang warga kuatirkan sambungnya, kalau itu dilanjutkan dan nanti siswanya bukan hanya di lingkungan sini nantinya akan menganggu aktivitas warga. Iwan lantas mencontohkan banyak kasus, sekolah yang ada di dalam perumahan, warganya mau keluar masuk susah, terkadang sampai ‘eker-ekeran’ (bertengkar).

“Makanya kita antisipasi jangan sampai kalau sudah terlanjur malah merepotkan warga, sehingga warga memprotes. Misalkan kalau dibangun di pinggir jalan raya yang memang untuk bisnis malah tidak ada masalah,” tandasnya.

Iwan menyesalkan dalam pengajuan IMB, pihak GKT tidak pernah berkomunikasi dengan warga dan pengurus lingkungan disini. Dia menyadari memang sekarang izin IMB dengan luasan tertentu tidak perlu persetujuan tetangga kanan-kiri, tetapi aturan itu juga mengatur pihak yang merasa terdampak bisa mengajukan keberatan atau gugatan.


“Tetapi selama izin IMB belum dirubah, secara hukum mereka bisa membangun 3 lantai. Sampai saat ini IMB tidak dirubah dan mereka (GKT) tetap melanjutkan pembangunan,” keluhnya.

Ia memaparkan beberapa waktu lalu ada mediasi di Kelurahan dan pihaknya sudah meminta konsultannya datang, tetapi tidak datang dan hanya perwakilan dari GKT. 

“Kita berharap Pemerintah dan GKT mendengarkan keluhan warga, meski secara legalitas sudah punya. Kalau untuk sekolah yang sekarang berlantai satu, warga tidak ada masalah,” tutupnya.

Sedangkan di tempat terpisah Ketua RW 5 Wiguna Selatan, Danial membenarkan mayoritas warganya menolak pembangunan sekolah lantai tiga milik GKT. Ia meminta semua pihak menghormati aspirasi warganya.

“Jangan warga menyampaikan aspirasi malah di intimidasi mau ditangkap,” pintanya, Minggu (10/4/2023).

Sementara itu sampai berita ini di muat, pihak GKT masih belum berkomentar menanggapi penolakan warga RW 5 Wiguna Selatan terkait pembangunan sekolah tiga lantai miliknya tersebut.

Ketika dihubungi lewat telpon seluler, pihak GKT tidak memberi komentar sedikit pun 
" Nanti saya hubungi, karena biar menunggu ketua panitia yang menjawab. 

Reporter Why
Editor Redaktur

×
Berita Terbaru Update